Minggu, 12 Juni 2011

makalah ma'riafatullah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk yang diberi akal yang sempurna, tatkala akal membawa kepada sesuatu yang diinginkan. Tetapi alangkah baiknya digunakan kepada sesuatu yang akan memberikan mampaat salah satunya untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT. Manusia akan hidup lurus apabila dia mampuh menggunakan akalya untuk mengetahui siapa dirinya. Yang akhirnya akan sampai kepada zat yang menciptakannya yaitu Allah SWT. Inilah yang menjadi persoalan bahwa manusia kebanyakan lupa kepada dzat yang menciptakannya yaitu Allah SWT.

Penomena yang terjadi sekarang bahwa manusia hidup kebanyakan dengan moral yang kurang sempurna. Yaitu hal yang tidak sejalan dengan aturan Agama Islam. Ini dikarenakan kurang mengenal dirinya sendiri atau dengan kata lain tidak mengetahui jati dirinya sendiri. Orang yang mengenali Allah dengan benar adalah orang yang mampu mewarnai dirinya dengan segala macam bentuk ibadah. Kita akan mendapatinya sebagai orang yang rajin shalat, pada saat lain kita dapati ia senantiasa berdzikir, tilawah, belajar, pelayan masyarkat, dermawan, dst. Tidak ada ruang hanya waktu ibadah kepada Allah.

Ada sebagian ulama yang mengatakan : “Duduk di sisi orang yang mengenali Allah akan mengajak kita kepada enam hal dan berpaling dari enam hal, yaitu : dari ragu menjadi yakin, dari riya menjadi ikhlash, dari ghaflah (lalai) menjadi ingat, dari cinta dunia menjadi cinta akhirat, dari sombong menjadi tawadhu’ (randah hati), dari buruk hati menjadi nasehat”

Bagaimana supaya kita mampuh mengenal Allah SWT ? Apakah sebuah kewajiban kita harus mengenal Allah SWT ? Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai Mengenal Allah atau dengan kata lain ma’rifatullah.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Mengenal Allah SWT (Ma’rifatullah)?

2. Bagaimana cara supaya mampuh mengenal Allah SWT ?

3. Sarana apa yang dapat mengantarkan kepada Ma’rifatullah ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir Hadist Tarbawi

2. Supaya dapat memahami mengenai : Ma’rifatullah / mengenal Allah SWT

D. Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, saya menggunakan metode kepustakaan dengan mengambil referensi-referensi dari berbagai rujukan yaitu dari :

1. Buku

2. Internet

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mengenal Allah SWT

Mengenal Allah juga bisa disebut juga dengan Ma’rifatullah yaitu berasal dari kata ma’rifah dan Allah. Ma’rifah berarti mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaranNya (ayat-ayatNya). Mengenal Allah merupakan tahapan penting perjalanan diri Manusia. Salah satu Hadis yang terkenal dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. adalah "Man 'Arofa nafsahu, Faqod Arofa Robbahu" Artinya "Barang siapa mengenal dirinya maka, ia akan mengenal Tuhannnya". Makna dari hadis ini, bersesuaian dengan ungkapan dalam Al-Qur'an "Wallaahu bi kulli Syai'in 'Aliima" Artinya "dan Allah mengetahui segala sesuatu". dari dua pernyataan ini, bisa kita pahami bahwa:

1. Manusia Hidup di dunia ini harus memiliki panduan kehidupan agar dirinya tidak mengalami kebingungan.

2. Panduan kehidupan yang harus dicari oleh manusia, terdapat dalam dirinya sendiri.

3. Panduan yang dimaksud dalam poin kedua adalah panduan fitrah dan Suara Hati manusia

4. Jika manusia mau mengerti dan memahami segala apa yang ada dalam dirinya adalah pemberian sang Maha Kuasa maka, seharusnya manusia harus berterima kasih pada sang pemberi itu (Allah SWT)

5. Membuktikan kebenaran ilmu dan pemahaman yang dimiliki tentang sang Pencipta agar manusia tidak merasa ragu dan bingung dalam memahami kehidupan.

Allah SWT Berfirman dalam Qur’an Surat Al-Hasr : 22-24

uqèd ª!$# Ï%©!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ( ÞOÎ=»tã É=øtóø9$# Íoy»yg¤±9$#ur ( uqèd ß`»oH÷q§9$# ÞOŠÏm§9$# ÇËËÈ uqèd ª!$# Ï%©!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd à7Î=yJø9$# â¨rà)ø9$# ãN»n=¡¡9$# ß`ÏB÷sßJø9$# ÚÆÏJøygßJø9$# âƒÍyèø9$# â$¬6yfø9$# çŽÉi9x6tGßJø9$# 4 z`»ysö6ß «!$# $£Jtã šcqà2ÎŽô³ç ÇËÌÈ uqèd ª!$# ß,Î=»yø9$# äÍ$t7ø9$# âÈhq|ÁßJø9$# ( ã&s! âä!$yJóF{$# 4Óo_ó¡ßsø9$# 4 ßxÎm7|¡ç ¼çms9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( uqèdur âƒÍyèø9$# ÞOŠÅ3ptø:$# ÇËÍÈ

(22). Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (23). Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.(24). Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surat Ar-Rum 22-25

ô`ÏBur ¾ÏmÏG»tƒ#uä ß,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ß#»n=ÏG÷z$#ur öNà6ÏGoYÅ¡ø9r& ö/ä3ÏRºuqø9r&ur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy tûüÏJÎ=»yèù=Ïj9 ÇËËÈ ô`ÏBur ¾ÏmÏG»tƒ#uä /ä3ãB$uZtB È@ø©9$$Î/ Í$pk¨]9$#ur Nä.ät!$tóÏGö/$#ur `ÏiB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù 4 žcÎ) Îû šÏ9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 šcqãèyJó¡o ÇËÌÈ ô`ÏBur ¾ÏmÏG»tƒ#uä ãNà6ƒÌãƒ s-÷Žy9ø9$# $]ùöqyz $YèyJsÛur ãAÍit\ãƒur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ¾Çósãsù ÏmÎ/ šßöF{$# y÷èt/ !$ygÏ?öqtB 4 žcÎ) Îû šÏ9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 šcqè=É)÷ètƒ ÇËÍÈ ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä br& tPqà)s? âä!$yJ¡¡9$# ÞÚöF{$#ur ¾Ín̍øBr'Î/ 4 §NèO #sŒÎ) öNä.$tãyŠ ZouqôãyŠ z`ÏiB ÇÚöF{$# !#sŒÎ) óOçFRr& tbqã_ãøƒrB

(22). dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (23). dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan (24). dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.(25). dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).

Didalam Firman Allah ini, kita dapat mengenal Allah melalui kekuasaannya, ciptaannya, dengan melihat kejadian alam, dan mensyukuri apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Kejadian adanya proses manusia lahir kemuka bumi ini menunjukan bahwa ada yang mengerjakannya yaitu Allah SWT, betapa besar kekuasaannya manusia yang berasal dari air mani yang bercampur dengan sel telur wanita setelah beberapa bulan kemudian lahir kemuka bumi. Kita harus senantiasa bertadabur dan bersyukur.

Ma’rifatullah (mengenal Allah) bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak terbatas? Menurut Ibn Al Qayyim : Ma’rifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul ma’rifah (orang-orang yang mengenali Allah) adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya”.Ma’rifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun ma’riaftullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.

B. Cara- cara Untuk Mengenal Allah SWT

Beberapa langkah praktis yang bisa kita lakukan untuk dapat mengenal Allah Adalah:
1. Menyadari bahwa diri kita adalah yang diciptakan

2. Kalau kita (manusia) diciptakan berarti ada yang menciptakan (Allah)

3. Kalau kita (manusia) diatur berarti ada yang mengatur (Allah)

4. Kalau kita diberi berarti ada yang memberi

5. karena kita diberi maka kita harus berterima kasih.

6. cara paling mudah dalam berterima kasih adalah selalu mengingat yang memberi

7. Cara paling mudah dalam mengingat adalah:

a. Membaca bismillah saat memulai kegiatan, dan alhamdulillah ketika selesai

b. berdzikir laailaahailllallah di setiap waktu

c. Sholat tepat waktu

d. bershadaqah

e. Jujur

f. membaca al-Qur'an dan maknanya

kita bisa pilih semua cara diatas atau pilih salah satu cara dan lakukan dengan rutin dan teratur, insya Allah semua akan menjadi lebih baik. Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya dan tidak tertipu oleh dunia . Ma’rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus difahami manusia. Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma’rifatullah adalah ilmu yang tertinggi sebab jika difahami memberikan keyakinan mendalam. Memahami Ma’rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang. Berilmu dengan ma’rifatullah sangat penting karena:

a. Berhubungan dengan obyeknya, yaitu Allah Sang Pencipta.

b. Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.

C. Sarana Yang Mengantarkan Seseorang Pada Ma’rifatullah

1. Akal sehat

Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. Banyak sekali ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan pengaruh perenungan makhluk (ciptaan) terhadap pengenalan al Khaliq (pencipta) seperti firman Allah : Katakanlah “ Perhatikanlah apa yang ada di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. QS 10:101, Sabda Nabi Muhammad SAW : “Berfikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang Allah, karena kamu tidak akan mampu” (HR. Abu Nu’aim)

2. Para Rasul

Para Rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas-jelasnya tentang ma’rifatullah dan konsekuensi-konsekuensinya. Mereka inilah yang diakui sebagai orang yang paling mengenali Allah. Firman Allah :

ôs)s9 $uZù=yör& $oYn=ßâ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ $uZø9tRr&ur ÞOßgyètB |=»tGÅ3ø9$# šc#uÏJø9$#ur tPqà)uÏ9 â¨$¨Y9$# ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( $uZø9tRr&ur yƒÏptø:$# ÏmŠÏù Ó¨ù't/ ÓƒÏx© ßìÏÿ»oYtBur Ĩ$¨Z=Ï9 zNn=÷èuÏ9ur ª!$# `tB ¼çnçŽÝÇZtƒ ¼ã&s#ßâur Í=øtóø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# ;Èqs% ÖƒÌtã

25. Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa. (Al-Hadiid : 25)

3. Asma dan Sifat Allah

Mengenali asma (nama) dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. Cara inilah yang telah Allah gunakan untuk memperkenalkan diri kepada makhluk-Nya. Dengan asma dan sifat ini terbuka jendela bagi manusia untuk mengenali Allah lebih dekat lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan dan membuka hati manusia untuk menyaksikan dengan seksama pancaran cahaya Allah. Firman Allah :“Katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asma’ al husna (nama-nama yang terbaik) QS. 17:110. Asma’ al husna inilah yang Allah perintahkan pada kita untuk menggunakannya dalam berdoa. Firman Allah :“Hanya milik Allah asma al husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma al husna itu…” QS. 7:180 Inilah sarana efektif yang Allah ajarkan kepada umat manusia untuk mengenali Allah SWT (ma’rifatullah). Dan ma’rifatullah ini tidak akan realistis sebelum seseorang mampu menegakkan tiga tingkatan tauhid, yaitu : tauhid rububiyyah, tauhid asma dan sifat. Kedua tauhid ini sering disebut dengan tauhid al ma’rifah wa al itsbat ( mengenal dan menetapkan) kemudian tauhid yang ketiga yaitu tauhid uluhiyyah yang merupakan tauhid thalab (perintah) yang harus dilakukan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ma’rifatullah yaitu berasal dari kata ma’rifah dan Allah. Ma’rifah berarti mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaranNya (ayat-ayatNya). Mengenal Allah merupakan tahapan penting perjalanan diri Manusia. Salah satu Hadis yang terkenal dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. adalah "Man 'Arofa nafsahu, Faqod Arofa Robbahu" Artinya "Barang siapa mengenal dirinya maka, ia akan mengenal Tuhannnya".

Beberapa langkah praktis yang bisa kita lakukan untuk dapat mengenal Allah Adalah:
1. Menyadari bahwa diri kita adalah yang diciptakan

2. Kalau kita (manusia) diciptakan berarti ada yang menciptakan (Allah)

3. Kalau kita (manusia) diatur berarti ada yang mengatur (Allah)

4. Kalau kita diberi berarti ada yang memberi

5. karena kita diberi maka kita harus berteima kasih.

6. cara paling mudah dalam berterima kasih adalah selalu mengingat yang memberi

kita bisa pilih semua cara diatas atau pilih salah satu cara dan lakukan dengan rutin dan teratur, insya Allah semua akan menjadi lebih baik. Dapat menjalankan ibadah dengan khusu dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

B. Saran

Melalui Makalah ini semoga dapat membantu memberikan Informasi kepada semua pembaca mengenai Ma’rifatullah / Mengenal Allah, dan supaya kita menjadi Manusia yang lebih baik dalam menjalankan roda kehidupan. Dan dalam pembuatan makalah ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan, Kritik dan saran yang membangun saya sangat harapkan dari segenap pembaca Makalah ini.