Jumat, 16 September 2011

Ustadz muda dari Kampung Babakan Nanggerang

H. Ade namanya beliau adalah seorang pengasuh pesantren Al-Mubarok tepatnya dikampung babakan nanggerang RT.03 RW 04 kel Singkup. Purbaratu Kota Tasikmalaya, beliau adalah ustadz muda dan banyak pengalamannya dibidang keagamaan. Beliau telah berkeluarga dan mempunyai dua orang anak yaitu cep Peja dan Neng Aulia dan seorang istri yang setia yang mendampinginya yaitu teteh euis. Sudah satu tahun lebih H. Ade diberikan kepercayaan oleh salah seorang pengusaha ternama h.Abun Bunyamin yiatu menerima masjid baru yang diberi nama Al-Amin. Tampak gambar masjid tersebut sangat megah dengan mengeluarkan biaya yang sangat besar, dan itu juga atas berkat kerja kerasnya masyarakat kampung babakan nanggerang.


Nek koyah nenek baik hati

Sosok nenek yang baik hati nek koyah nama panggilan nya beliau adalah seorang janda tua, tetapi dengan semangat yang kuat dia arungi kehidupannya walaupun jaman semakin hari semakin keras, semangatnya tinggi sekali, dia dikaruniai 6 orang anak dan 15 orang cucu dan dua buyut, terlihat pada gambar disamping nek koyah sedang membersihkan jalan menuju tempat mandi cuci dan kakus, karena jalan itu sering dilewati orang-orang dikala kemarau datang, dari mulai anak-anak berbondong-bondong melewati jalan tersebut untuk sampai ditempat mandi cuci dan kakus tersebut di alam terbuka yaitu balong ubad marabad dan disungai cikalang. Terima kasih nek koyah telah membersihkan jalannya......................... good luck. Tampak juga nek koyah sedang memungut petey selong kalau kata urang nutug mah hehehehe salah satu makanan pelengkap yang cukup nikmat dimakan dengan nasi liwet, tumis peda dan sambal terasi dimakan dipinggir sungai cikalang mak nyosssssssssssssssssssss

Minggu, 12 Juni 2011

makalah tafsir

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kitab yang menjadi pedoman umat Islam yang diturunkan Allah SWT adalah Al-Qur’an, Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril. Kita sebagi umat Muslim wajib mengerti tentang isi kandungan Al-Qur’an, karena hukum-hukum yang mengatur, baik keimanan peribadahan dan sebagainya sudah digariskan melalui firman Allah yaitu AL-Qur’an.

Dalam Al-Qur’an surat Al-fatihah adalah surat permulaan Al-Qur’an, yang disebut dengan Suratul-Asas atau Asasul-Qur’an karena surat ini merupakan pokok Al-Qur’an dan merupakan permulaan Al-Qur’an, tentang nama-nama surat Al-Fatihah ini yang terpopuler telah diriwayatkan dari beberapa periwayat, diantara nama yang populer adalah Ummul Qur’an atau Ummul Kitab. Dinamakan ummul Kitab karena isi Al-Fatihah ini meliputi tujuan-tujuan pokok Al-Qur’an antara lain pujian kepada Allah SWT , ibadah kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, menjelaskan janj- janji Allah dan ancaman-ancaman-Nya.

Al Fatihah merupakan surat istimewa yang tidak ada pada kitab-kitab terdahulu selain Al Qur’an. Dari sahabat Ubay bin Ka’ab radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya: “Maukah engkau aku beritahukan sebuah surat yang tidak ada dalam kitab Taurat, Injil, Zabur, dan demikian pula tidak ada dalam Al Furqan (Al Qur’an) surat yang semisalnya? Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memberitakan surat itu adalah Al Fatihah”. (HR. At Tirmidzi no. 2800) Al Fatihah sebagai obat dengan izin Allah suhanahu wata’ala. Al Imam Al Bukhari meriiwayatkan dari shahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhu tentang kisah kepala kampung yang tersengat kalajengking. Lalu beberapa sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam meruqyahnya dengan membacakan surat Al Fatihah kepadanya. Dengan sebab itu Allah suhanahu wata’ala menyembuhkan penyakit kepala kampung itu. Terkait dengan shalat sebagai rukun Islam yang kedua, Al Fatihah merupakan unsur terpenting dalam ibadah itu.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa shalat dalam keadaan tidak membaca Al Fatihah, maka shalatnya cacat (Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengulanginya sampai tiga kali) tidak sempurna.” (HR. Muslim no. 395, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)Bahkan membaca Al Fatihah termasuk rukun dalam shalat, sebagaimana riwayat diatas.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana Tafsir Qur’an Surat Alfatihah............?

1.3 Tujuan Penulisan

Disamping untuk memenuhi Tugas Mata kuliah tafsir I, makalah ini juga sebagai informasi supaya kita bisa mengetahui tentang Tafsir Al-Qur’an surat Al-Fatihah

1.4 Metode Penulisan

a. Study Pustaka

BAB II

PEMBAHSAN

2.1 Tafsir Surat Al-Fatihah

Didalam surat Al-Fatihah pengertian dan penjelasan tersebut telah terurai secara ijmal.

2.1.1 Surat Al-fatihah terdiri dari tujuh ayat yaitu :

ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ x$­ƒÎ) ßç7÷ètR y$­ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ $tRÏ÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ

Artinya

1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

2. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

4. yang menguasai di hari Pembalasan

5. hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta

pertolongan

6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,

7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

2.1.2 Kandungan surat Al-fatihah

Didalam surat Alfatihah pengertian dan penjelasan tersebut telah terurai secara ijmal

ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ

Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang :

Maksudnya: memulai membaca ِِAl-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

Sebagian para sahabat Abu Hurairah, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas, Ibnu Ummar dan Para tabiian seperti Said Ibnu Jubair, Ata Azhuri dan Ibnu Mubarak serta ulama Piqh Makkah dan ahli Al-Qur’an seperti Ibnu kasir juga sebagian Ahli Qira’at kufah dan ahli Piqihnya seperti Asim Al-Kisa’iy, Imam Asy Syafi’i dan Imam Hambali berpendapat bahwa Bismillah itu termasuk salah satu ayat dari surat-surat yang terdapat di dalam Al-Qur’an

Ayat pertama ini menegaskan pentingnya penyebutan atau tepatnya pengakuan manusia atas kuasa Tuhan, atas keesaan-Nya dan atas segala kebesarann-Nya. Manusia diajarkan — dan diharuskan — mengakui ke-Maha Pemurah-an Tuhan dan ke-Maha Penyayang-an-Nya. Di sini, pengakuan-pengakuan itu merupakan harga mati atas setiap manusia. Jadi, ayat ini bukan sekedar mengajarkan ‘penyebutan’ atas [nama] Tuhan, melainkan deklarasi atas kebesaran-Nya, yang pada ayat itu direpresentasikan melalui lafadz ar-rahmân dan ar-rahîm.

ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berati: menyanjung-Nya karena kebesaranya. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.

Sebenarnya, kebesaran Tuhan tidaklah berkurang tanpa pujian manusia dan segenap makhluk, dan kebesaran-Nya pun tidak pula bertambah dengan adanya pujian-pujian itu. Dengan demikian, ayat ini sebenarnya lebih menekankan kepada pengajaran [at-Ta’lîm] dan pendidikan [at-Tarbiyah] kepada manusia bagaimana dia berkomunikasi dengan Tuhan

Ç Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Pengulangan pujian ini untuk sebuah penegasan. Ar-Rahmân bermakna [Tuhan] yang Maha Pemurah, atau Pengasih. Dia mengasihi seluruh makhluk yang ada di dunia, baik yang beriman atau yang bukan. Sedangkan ar-Rahîm bermakna mengasihi seluruh orang-orang yang beriman kelak di akhirat.

Pada saat seorang hamba membaca ayat ini,

Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ

4. yang menguasai di hari Pembalasan

Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim-nya berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja. Para ‘ulama ahli tafsir telah menafsirkan makna Ad Din dari ayat diatas adalah hari perhitungan dan pembalasan pada hari kiamat nanti.

Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya. Makna janji dan ancaman Allah diungkapkan didalam surat melalui ayat-ayat tadi

x$­ƒÎ) ßç7÷ètR y$­ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ

5. hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan

Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

Nasta'iin (minta pertolongan), dimbil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

Ayat ini menjelaskan bahwa kemusrikan tercabut ketika sedang melanda bangsa dan ummat. Pengertian Musrik ialah menyekutukan Allah swt, yang diminta pertolongan ketika membutuhkan sesuatu dan dijadikan perantara untuk meminta kepada Allah

Mengenai jalan kebahagiaan diungkapkan dalam ayat,

$tRÏ÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ

6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,

Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik. Ayat tersebut mengandung suatu pengertian bahwa kebahagiaan tidak mungkin dicapai kecuali harus menempuh jalan yang benar dan lurus. Dan siapapun yang menyimpang dari jalan lurus tersebut akan berakibat sengsara dan celaka

Tunjukilah kami jalan yang lurus”,

Pengajaran Tuhan selanjutnya ; manusia tidak bisa berbuat sombong, oleh karenanya ia diajarkan untuk selalu memohon dan meminta, yang dalam hal ini adalah permintaan untuk sebuah kebenaran. Dan hanya kepada Tuhan sajalah manusia itu memohon kebenaran. Makna kebenaran atau jalan yang lurus di sini tentulah tidak sederhana, namun ia disimplifikasi pada ayat berikutnya.

Kandungan surat Al-Fatihah yang yang berkaitan dengan cerita-cerita dan berita-berita orang terdahulu diungkapkan didalam ayat :

xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ

7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam. Ayat ini menceritakan bahwa dimasa yang lalu terdapat umat yang mematuhi petunjuk-petunjuk syariat dan hukum-hukum Allah dan saat ini kita pun berkewajiban mencontoh jejak-jejak mereka dan meniru perbuatan yang mereka lakukan, yang tidak menerima nikmat Allah terdiri dari dua kelompok. Pertama kelompok yang menyeleweng dari kebenaran, setelah mengetahui kebenaran itu, atau berpaling dari kebenaran setelah kebenaran itu tampak secara jelas, kelompok ini lebih suka terhadap kelompok warisan nenek moyang (leluhur). Kelompok ini termasuk yang mendapat murka Allah SWT. Kedua kelompok orang yang tidak mengetahui perkara sama sekali, atau mengetahui tetapi masih goyah, atau belum sempurna. Kelompok ini memandang antara haq dan bathil didalam kekaburan. Mereka jauh dari dalam kebenaran – yang dapat mengantarkan kebahagiaan. Mereka juga termasuk orang-orang sesat.

2.1.3 Penjelasan surat Al-Fatihah

1. Bismi : Kata Al ismu dalam bahasa Arab berarti kata yang menunjukan pada suatu zat seperti Muhammad, manusia dan lain sebagainya menunjukan kepada sesuatu yang bersipat maknawi misalnya ilmu adab dan lain sebagainya : Allah SWT Berfirman

} öW(#rãà2øŒ$$sù ©!$# yYÏã ̍yèô±yJø9$# ÏQ#tysø9$# ( çnrãà2øŒ$#ur $yJx. öNà61yyd }ø

dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu;

̍ä.øŒ$#ur zNó$# y7În/u ö@­Gu;s?ur Ïmøs9Î) WxÏFö;s? ÇÑÈ

sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.

2. Kata : Allahi adalah isim alam, khusus ditunjukan kepada yang wajib disembah secara benar nama ini tidak boleh digunakan selain Allah,

3. Kata Arrahman – Arrahim

Dua kata ini dari kata Rahman artinya suatu gejolak jiwa yang penuh dengan perasaan kasih sayang terhadap lainnya kemudian kata ini dipakai untuk Allah. Berarti Allah bersipat Rahman dan rahim

Kata Rahman pengertiannya menunjukan Zat yang menunjukan bukti-bukti rahmah – berupa kenikmatan kenikmatan dan kebajikan kebajikan. Sedangkan kata Rahim menunjukan sumber rahmah dan rahim menunjukan sipat yang tetap pada Allah

4. Alhamdulillaahi Rabbil Alamin

Al-Hamdu secara Bahasa berarti madah(pujian) atas perbuatan baik yang keluar dari pelakunya tanpa paksaan. Sama halnya pujian tersebut disampaikan terhadap harta benda, pujian atas kecantikan.

Lillahi : adalah zat yang disembah secar benar-dan tidak bisa digunakan oleh selain Allah SWT

Robbi artinya tuhan yang memelihara dalam arti kata mengatur yang diatur dan mengatur kehidupan yanga ada dalam kekuasaanya.

A’lamin : bentuk tunggalnya Alam dengan difatahkan huruf lam’nya artinya ialah segala yang ada didalam wujud ini, menurut kebiasaan orang Arab kata Alam ini mereka tunjukan kepada pengertian suatu golongan yang terdiri dari individu-individu yang mempunyai cirri khusus mirif dengan manusia yang berakal jika bukan sebagai manusia karenya dapat dikatakan ‘Alamul Insan (dunia manusia), ‘Alamul Hayawan (dunia hewan) atau ‘Alamul Nabat (dunia tumbuh-tumbuhan)

Arrahman Arrahim

Kata Ar-Rahman ini khusus digunakan untuk Allah dan belum pernah terdengar, sekalipun oleh bangsa arab sendiri, pemakaiannya digunakan selain untuk Allah kecuali syi’ir – syi’ir orang orang yang terbujuk rayuan Musailamatul – Kazzab.

5. Maa likiyaumiddin : sebagian ahli Qurr’a membaca dengan bacaan Maliki (Ma = dibaca panjang ) dan sebagian lagi dibaca pendek perbedaanya adalah , jika ma dibaca panjang berarti Zul Milki (yang mempunyai milik) bila dibaca pendek berarti Zul-Mulki (yang mempunyai kerajaan)

6. Ihdina Syirotol Mustaqim : Hidayah artinya suatupertanda yang dapat mengantarkan seseorang kepada hal yang dituju.

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Surat Alfatihah terdiri dari tujuh ayat, dan termasuk surat Makiyyah, Alfatihah adalah surat petama dalam Al-Qur’an sebagai pembukaan dan banyak lagi nama Alfatihah seperti Dalam Al-Qur’an surat Al-fatihah adalah surat permulaan Al-Qur’an, yang disebut dengan Suratul-Asas atau Asasul-Qur’an karena surat ini merupakan pokok Al-Qur’an dan merupakan permulaan Al-Qur’an, tentang nama-nama surat Al-Fatihah ini yang terpopuler telah diriwayatkan dari beberapa periwayat, diantara nama yang populer adalah Ummul Qur’an atau Ummul Kitab. Dinamakan ummul Kitab karena isi Al-Fatihah ini meliputi tujuan-tujuan pokok Al-Qur’an antara lain pujian kepada Allah SWT , ibadah kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, menjelaskan janj- janji Allah dan ancaman-ancaman-Nya.

3.2 Saran

Melalui Karya Tulis ini, Penulis juga ingin memberikan saran bagi para pembacanya. Cobalah untuk mempelajari lebih mendalam mengenai Tafsir Al-Qur’an karena sangat bermampaat sekali dalam menggali ilmu tentang Al-Qur’an.

Begitu juga kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan pembuatan makalah-makalah selanjutnya. Karena ada pepatah yang mengatakan bahwa, “Tak ada gading yang tak retak”.

Daftar Pustaka

Ahmad Almustafa Al-Maraghi, “Terjemahan Tafsir Al-Maraghi 1“, CV Toha Putra Semarang

WWW.Tafsir Qur’an.com

WWW.Google/Tafsir Alfatihah.co.id

Qur’an in word Terjemah.