BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman,
pembahasan konsep dan pendidikan semakin meluas dan
memiliki ruang yang signifikan untuk terus dikaji ulang. Ada tiga alasan yang melatarbelakangi
terjadinya hal itu:
Pertama pendidikan
melibatkan peserta didik, pendidik dan penanggung jawab pendidikan, yang
ketiganya merupakan
sosok manusia yang dinamis;
kedua, perlunya inovasi pendidikan untuk mengimbangi
perkembangan sains dan teknologi;
ketiga,tuntutan dari globalisasi dalam segala hal.
Ketiga alasan diatas merupakan tantangan yangharus dijawab oleh dunia
pendidikan, agar manusia terus melangsungkan
kehidupanya dalam kondisi yang dinamis
,inovatip,dan memggelobal ini.
Subyektifitas manusia dalam mengkaji pendidikan itu sendiri memunculkan
berbagai konsep dan teori pendidikan sesuai dengan wacana dan cara pandangan mereka.
Salah satunya yakni konsep pendidikan Islam yang didasarkan atas nilai-nilai
dogmatis Islam sebagai wahyu Ilahi tanpa mengesampingkan sumber-sumber komponen
lain dalam pendidik. Maka dari itu dengan penulis ingin menulis sebuah makah yang berjudul
............................................... semoga dapat bermampaat
hususnya buat penulis umumnya buat segenap pembaca makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari pernyataan diatas,
dalam makalah ini penulis mencoba
membahas hal-hal yang berkaitan dengan, yaitu:
1. Apa yang
dimaksud dengan Pengertian Pendidikan dalam Islam ?
2. Bagaimana Dasar pendidikan dalam islam ?
3. Apa Tujuan Pendidikan
dalam Islam
4. Apa Fungsi Pendidikan dalam Islam ?
5. Bagaimana Prinsip Pendidikan dalam Islam ?
C. Tujuan Penulisan
Dengan membuat Makalah dengan Judul...... Penulis
berharap ingin mengetahui :
1. Pengertian Pendidikan dalam Islam
2. Dasar pendidikan dalam islam
3. Tujuan Pendidikan
dalam Islam
4. Fungsi Pendidikan dalam Islam
5. Prinsip Pendidikan
dalam Islam
D. Metode Penulisan
Dalam
penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode kepustakaan dengan mengambil
referensi-referensi dari berbagai rujukan yaitu dari :
1.
Buku.
2.
Internet
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan dalam Islam
Pendidikan Islam, yaitu bimbingan jasmani dan rohani
menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan
pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk
kepribadian utama yakni kepribadian muslim. kepribadian yang memiliki
nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan
nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan
Islam merupakan pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi
makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi
pendidikannya adalah mewujudkan tujuan ajaran Allah (Djamaluddin, 1999: 9).
An-Naquib
Al-Atas yang dikutip oleh Ali, mengatakan Pendidikan Islam ialah usaha yang
dialakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan
tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan
sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yang
tepat di dalam tatanan wujud dan keberadaan (1999: 10 ).
Adapun Mukhtar Bukhari yang dikutip
oleh Halim Soebahar, mengatakan Pendidikan Ialam adalah seganap kegiatan yang dilakukan
seseorang atau suatu lembaga untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri
sejumlah siswa, dan keseluruhan lembaga-lembaga pendidikan yang mendasarkannya
program pendidikan atau pandangan dan nilai-nilai Islam (2002: 12)
Kendati dalam peta pemikiran Islam, upaya menghubungkan Islam dengan
pendidikan masih diwarnai banyak perdebatan, namun yang pasti relasi Islam
dengan pendidikan bagaikan dua sisi mata uang, mereka sejak awal mempunyai
hubungan filosofis yang sangat mendasar, baik secara ontologis, epistimologis
maupun aksiologis.
Yang dimaksud dengan Pendidikan Islam disini adalah : pertama, ia
merupakan suatu upaya atau proses yang dilakukan secara sadar dan terencana
membantu peserta didik melalui pembinaan, asuhan, bimbingan dan pengembangan
potensi mereka secara optimal, agar nantinya dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan dan pandangan hidupnya demi
keselamatan di dunia dan akherat. Kedua, merupakan usaha yang
sistimatis, pragmatis dan metodologis dalam membimbing anak didik atau setiap
individu dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam secara utuh,
demi terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran islam. Dan ketiga,
merupakan segala upaya pembinaan dan pengembangan potensi anak didik untuk
diarahkan mengikuti jalan yang islami demi memperoleh keutamaan dan kebahagiaan
hidup di dunia dan di akherat.
Maka dengan demikian, Pendidikan Islam dari
beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan, bahwa pendidikan Islam
sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik dari aspek
rohaniah, jasmaniah, dan juga harus berlangsung secara hirarkis. oleh karena
itu, pendidikan Islam merupakan suatu proses kematangan, perkembangan atau
pertumbuhan baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses
kearah tujuan transformatif dan inovatif.
B. Dasar Pendidikan dalam Islam
Dalam
tiap aktivitas manusia sebagai instrumen transformasi ilmu pengetahuan budaya
dan sebagai agen perubahan sosial pendidikan memerlukan satu landasan
fundamental atau basik yg kuat. Adapaun dasar yg di maksud adl dasar pendidikan
Islam suatu totalitas pendidikan yg wajib bersandar pada landasan dasar
sebagaimana yg akan dibahas dalam bagian berikut ini.
Pendidikan Islam baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas
yg bergaerak dalam rangka pembinaan kepribadian yg utuh paripurna atau syumun
memerlukan suatu dasar yg kokoh. kajian tentang pendidikan Islam tak lepas dari
landasan yg terkait dgn sumber ajaran Islam yaitu :
1). Al- Qur’an
Al-Qur’an ialah
firman Allah berupa wahyu yg disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Di dalam terkandung ajaran pokok yg dapat dikembangkan utk keperluan aspek
kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yg terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri
dari dua prinsip besar yaitu yg berhubungan dgn masalah keimanan yg disebut
aqidah dan yg berhubungan dgn amal disebut syari’ah. Oleh krn itu pendidikan
Islam harus menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai
teori tentang pendidikan Islam sesuai dgn perubahan dan pembaharuan (Darajat
2000: 19).
2) Al-sunahh
As-Sunnah ialah
perkataan perbuatan ataupun pengakuan rasul. Yang di maksud dgn pengakuan itu
ialah kejadian atau perbuatan orang lain yg diketahui oleh Rasulullah dan
beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan
sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur’an yg juga sama berisi pedoman utk
kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek utk membina umat menjadi manusia
seutuh atau muslim yg bertaqwa. Untuk itulah rasul Allah menjadi guru dan
pendidik utama. Maka dari pada itu
Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim dan
selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebab mengapa ijtihad
perlu ditingkatkan dalam memahami termasuk yg berkaitan dgn pendidikan.
As-Sunnah juga berfungsi sebagai penjelasan terhadap beberapa pembenaran dan
mendesak utk segara ditampilkan yaitu :
- Menerangkan ayat-ayat
Al-Qur’an yg bersifat umum
- Sunnah mengkhitmati
Al-Qur’an.
3) Ijtihad
Ijtihad adala istilah para fuqoha yaitu berfikir dgn menggunakan seluruh ilmu yg
dimiliki oleh ilmuan syari’at Islam utk menetapkan atau menentukan sesuatu
hukum syara’ dalam hal-hal yg ternyata belum ditegaskan hukum oleh Al-Qur’an
dan Sunnah. Namun dgn demikian ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi
seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan tetapi tetap berpedoman pada
Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh krn itu
ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum Islam yg sangat dibutuhkan
sepanjang masa setelah rasul Allah wafat. Sasaran ijtihad ialah segala sesuatu
yg diperlukan dalam kehidupan yg senantiasa berkembang. Ijtihad dalam bidang
pendidikan sejalan dgn perkembangan zaman yg semakin maju bukan saja dibidang
materi atau isi melainkan juga dibidang sistem. Secara substansial ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber
dari Al-Qur’an dan Sunnah yg diolah oleh akal yg sehat dari para ahli
pendidikan Islam.
4) Al-Kaun
Maksudnya Allah menurunkan ayat kauniyah tersebut yaitu utk
mempermudah pemahaman manusia terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat
mengakui kebesaran seperti yg terdapat dalam Al-Qur’an surat Ar- Ra’du ayat 3
yg berbunyi:
uqèdur
Ï%©!$#
£tB
uÚöF{$#
@yèy_ur
$pkÏù
zuru
#\»pk÷Xr&ur
( `ÏBur
Èe@ä.
ÏNºtyJ¨V9$#
@yèy_
$pkÏù
Èû÷üy`÷ry
Èû÷üuZøO$#
( ÓÅ´øóã
@ø©9$#
u$pk¨]9$#
4 ¨bÎ)
Îû
y7Ï9ºs
;M»tUy
5Qöqs)Ïj9
tbrã©3xÿtGt
ÇÌÈ
dan Dia-lah Tuhan
yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya.
dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan[765], Allah
menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Berdasarkan firman Allah di atas bahwa tiap orang berfikir
harus mengakui kebesaran Allah dan hal ini relevan utk dijadikan dasar dalam
pendidikan Islam.
C. Tujuan Pendidikan dalam Islam
Tujuan
pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu
untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya,
dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat (lihat S.
Al-Dzariat:56; S. ali Imran: 102).
Dalam
konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatan lil ‘alamin, baik
dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang
dapat disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.
Tujuan khusus yang lebih spesifik
menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan Islam. Sifatnya lebih
praxis, sehingga konsep pendidikan Islam jadinya tidak sekedar idealisasi
ajaran-ajaran Islam dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan ini
dirumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai di dalam tahap-tahap tertentu
proses pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah dicapai.
Tujuan utama
pendidikan dalam Islam ada 2 buah yaitu:
- Melahirkan manusia yang hidupnya selalu beribadah
kepada Allah
- Melahirkan manusia yang sanggup menjadi khalifah
(wakil/duta) Allah di muka bumi
Tujuan utama pendidikan dalam
Islam adalah mencari ridha Allah swt. Dengan pendidikan, diharapkan akan lahir
individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada
dirinya, keluarganya, masyarakatnya, negaranya dan ummat manusia secara
keseluruhan. Disebabkan manusia merupakan fokus utama pendidikan, maka
seyogianyalah institusi-institusi pendidikan memfokuskan kepada substansi
kemanusiaan, membuat sistem yang mendukung kepada terbentuknya manusia yang
baik, yang menjadi tujuan utama dalam pendidikan. Dalam pandangan Islam,
manusia bukan saja terdiri dari komponen fisik dan materi, namun terdiri juga
dari spiritual dan jiwa. Oleh sebab itu, sebuah institusi pendidikan bukan saja
memproduksi anak didik yang akan memiliki kemakmuran materi, namun juga yang lebih
penting adalah melahirkan individu-individu yang memiliki diri yang baik
sehingga mereka akan menjadi manusia yang serta bermanfaat bagi ummat dan
mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Institusi pendidikan
perlu mengarahkan anak didik supaya mendisiplinkan akal dan jiwanya, memiliki
akal yang pintar dan sifat-sifat dan jiwa yang baik, melaksanakan
perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, memiliki pengetahuan yang luas, yang
akan menjaganya dari kesalahan-kesalahan, serta memiliki hikmah dan keadilan.
D.
Fungsi Pendidikan dalam Islam
Fungsi
pendidkan dalam islam,dijelakan dalam al-quran surat al-baqarah ayat
151:
!$yJx.
$uZù=yör&
öNà6Ïù
Zwqßu
öNà6ZÏiB
(#qè=÷Gt
öNä3øn=tæ
$oYÏG»t#uä
öNà6Ïj.tãur
ãNà6ßJÏk=yèãur
|=»tGÅ3ø9$#
spyJò6Ïtø:$#ur
Nä3ßJÏk=yèãur
$¨B
öNs9
(#qçRqä3s?
tbqßJn=÷ès?
ÇÊÎÊÈ
151. sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan
ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al
kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Dari ayat di atas
ada lima 5 fungsi pendidikan yang dibawa Nabi Muhammad, yang
dijelaskan dalam tafsir al-Manar karangan Muhammad Abduh[3] :
a. Membacakan ayat-ayat kami, (ayat-ayat Allah) ialah
membacakan ayat-ayat dengan tidak tertulis dalam al-Quran (al-Kauniyah),
ayat-ayat tersebut tidak lain adalah alam semesta. Dan isinya termasuk diri
manusia sendiri sebagai mikro kosmos.
Dengan kemampuan
membaca ayat-ayat Allah wawasan seseorang semakin luas dan mendalam, sehingga
sampai pada kesadaran diri terhadap wujud zat Yang Maha Pencipta (yaitu Allah).
b. Menyucikan diri merupakan
efek langsung dari pembacaan ayat-ayat Allah setelah mengkaji gejala-gejalanya
serta menangkap hukum-hukumnya. Yang dimaksud dengan penyucian diri menjauhkan
diri dari syirik (menyekutukan Allah) dan memelihara akhlaq al-karimah.
Dengan sikap dan perilaku demikian fitrah kemanusiaan manusia akan terpelihara.
c. Yang dimaksud mengajarkan
al-kitab ialah al-Quran al-karim yang secara eksplisit berisi tuntunan hidup.
Bagaimana manusia berhubungan dengan tuhan, dengan sesama manusia dan dengan
alam sekitarnya.
d. Hikmah, menurut Abduh adalah
hadits, akan tetapi kata al-hikmah diartikan lebih luas yaitu kebijaksanaan,
maka yang dimaksud ialah kebijaksanaan hidup berdasarkan nilai-nilai yang
datang dari Allah dan rasul-Nya. Walaupun manusia sudah memiliki kesadaran akan
perlunya nilai-nilai hidup, namun tanpa pedoman yang mutlak dari Allah,
nilai-nilai tersebut akan nisbi. Oleh karena itu, menurut Islam nilai-nilai
kemanusiaan harus disadarkan pada nilai-nilai Ilahi (al-Quran dan sunnah
Rasulullah)
e.
Mengajarkan ilmu
pengetahuan, banyak ilmu pengetahuan yang belum terungkap, itulah sebabnya Nabi
Muhammad mengajarkan pada umatnya ilmu pengetahuan yang belum diketahui oleh
umat sebelumnya. Karena tugas utamanya adalah membangun akhlak al-Karimah.[4]
E. Prinsip Pendidikan dalam Islam
Prinsip
Pendidikan
Islam, maka pelaksanaan pendidikan ini telah digariskan oleh prinsip
atau konsep dalam ajaran Islam. Prinsip-prinsip tersebut adalah; Pendidikan
Islam sebagai suatu proses pengembangan diri; Manusia adalah makhluk paedagogik, yaitu makhluk
Allah yang dapat dididik dan dapat mendidik. Potensi itu ada dengan adanya
pemberian Allah berupa akal-pikiran, perasaan, nurani, yang akan dijalani
manusia baik sebgai makhluk individu maupun sebagai makhluk yang bermasarakat.
Potensi yang besar tidak akan bisa kita manfaatkan jika kita tidak berusaha
untuk mengaktifkan, mengembangkan dan melatihnya. Hal itu membutuhkan sebuah
proses yang akan memakan waktu, tenaga bahkan biaya, tetapi mengingat potensi
yang luar biasa yang kita akan raih hal itu tidak ada artinya apa-apa. Jadi
pendidikan adalah proses untuk mengembangakan potensi diri.
Pendidikan Islam; pendidikan yang bebas;
Kebebasan yang dimaksud adalah adalah kebebasan berkehendak dan berbuat yang
diberikan Allah kepada manusia, kebebasan ini tentunya terikat dengan hukum
syara’. Kebebasan disini berarti manusia bebas memilih prosesnya masing-masing
dari prinsip ini seorang pendidik tidak bisa memaksa anak didik untuk
menentukan pilihan yang harus dijalani anak didik. Pendidik hanya mengarahkan
kemana potensi yang dominan yang bisa dikembangkan oleh peserta didik tersebut.
Pendidikan Islam penuh
dengan nilai insaniah dan ilahiyah; Agama Islam
adalah sumber akhlak, kedudukan akhlak sangatlah penting sebagai pelengkap
dalam menjalankan fungsi kemanusiaan di bumi. Pendidikan merupakan proses
pembinaan akhlak pada jiwa. Meletakkan nilai-nilai moral pada
anak didik harus diutamakan. Nilai-nilai ketuhanan harus dikedepankan,
pendidikan Islam haruslah memperhatikan pendidikan akhlak atau nilai dalam
setiap pelajaran dari tingkat dasar sampai tingkat tertinggi dan mengutamakan
fadhilah dan sendi moral yang sempurna.
Prinsip Keseimbangan hidup; Dalam pendidikan Islam prinsip
keseimbangan meliputi;
a.
Keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat
b.
Keseimbangan antara kebutuhan jasmanai dan rohani
c.
Keseimbangan antara kepentingan individu dan social
d.
Keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan amal
Prinsip ini telah ditegaskan dalam al-Qur'an
(Al-Qashas;77); ‘
dan carilah pada apa yang
telah dianugrahkan kepadamau (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jaganlah kamu
melupakan kebahagiaan dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu…’
Prinsip persamaan;
Kesempatan belajar dalam Islam
sama antara laki-laki dan perempuan, oleh karena itu kewajiban untuk menuntut
ilmu juga sama. Sistem pendidikan tidak mengenal perbedaan dan tidak
membeda-bedakan latar belakang orang itu jika dia mau
menuntut ilmu. Semua punya potensi yang sama
untuk di didik dan punya kesempatan yang sama untuk memproses diri dalam
pendidikan.
Prinsip
seumur hidup, sepanjang masa; Pendidikan yang dianjurkan tidak mengenal batas
waktu, tidak mengenal umur. Seumur hidup manusia harunya terdidik, mulai dari
lahir sampai ke liang lahat. Seluruh kehidupan kita digunakan sebagai proses
pendidikan, sebagai proses untuk menjadi hamba yang baik, menjadi insan kamil.
Prinsip
diri; Orang telah kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri. Sebenarnya sudah
mati sebeluhm mereka hidup, sebab tidak bisa melihat dunia dengan potensi panca
indranya sendiri. Manusia adalah makhluk yang sempurna dengan berbekal akal,
perasaan yang bisa dikembangkan. dengan inilah harkat manusia lebih tinggi di
banding makhluk lainya. Atau bahkan karena akalnyapun manusia bisa unggul dari
manusia satu dengan manusia lainya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi kesimpulannya dalam makalah yang
berjudul ........... ......... ada beberapa hal yang luar biasa mengenai
Pendidikan terutama dalam pandangan islam Pendidikan Islam
penuh dengan nilai insaniah dan ilahiyah; Agama
Islam adalah sumber akhlak, kedudukan akhlak sangatlah penting sebagai
pelengkap dalam menjalankan fungsi kemanusiaan di bumi. Pendidikan merupakan
proses pembinaan akhlak pada jiwa. Meletakkan nilai-nilai moral
pada anak didik harus diutamakan. Nilai-nilai ketuhanan harus dikedepankan,
pendidikan Islam haruslah memperhatikan pendidikan akhlak atau nilai dalam
setiap pelajaran dari tingkat dasar sampai tingkat tertinggi dan mengutamakan
fadhilah dan sendi moral yang sempurna. dalam Islam sama antara laki-laki dan
perempuan, oleh karena itu kewajiban untuk menuntut ilmu juga sama. Sistem
pendidikan tidak mengenal perbedaan dan tidak membeda-bedakan latar belakang
orang itu jika dia mau menuntut ilmu. Semua punya potensi yang
sama untuk di didik dan punya kesempatan yang sama untuk memproses diri dalam
pendidikan.
B.
Saran
Melalui Makalah ini semoga dapat
membantu memberikan Informasi kepada semua pembaca mengenai (judul
makalah ................), dan dalam pembuatan makalah ini mungkin
masih jauh dari kesempurnaan, Kritik dan saran yang membangun Penulis sangat harapkan dari segenap
pembaca Makalah ini.